Rabu, 04 September 2013

PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI

Penyakit pada Sistem Reproduksi dan Teknologinya- Sejak tahun 1960-an, ada kecenderungan naiknya penyebaran penyakit kelamin menular yang disebabkan perubahan perilaku seksual. Selain itu, kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi lainnya pun mulai terungkap seiring dengan berkembangnya pengetahuan di bidang kedokteran, seperti kasus ketidakcocokan darah dan kelainan genetis.

1. Penyakit pada Sistem Reproduksi
Beberapa kasus kegagalan embriogenesis di dalam kandungan sang ibu, membuat kecacatan fisik pada alat reproduksi seperti adanya kelamin ganda (hermafrodit) atau bahkan tidak mempunyai kelamin sama sekali. Pada beberapa kasus, terjadi kembar siam yang dempet pada bagian kepala, dada, atau bagian tubuh lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Kesehatan reproduksi erat kaitannya dengan perilaku seksual. Umumnya, penyakit pada sistem reproduksi bersifat menular. Infeksi ditularkan melalui hubungan seksual atau melalui pertukaran cairan tubuh secara langsung.
Penderita penyakit seksual menular pada wanita akan lebih parah akibatnya jika dibandingkan dengan pria. Hal tersebut menyangkut saluran reproduksi bayi. Beberapa jenis penyakit menular dapat menulari bayi yang berada di dalam kandungan, baik melalui plasenta atau pada saat kontak fisik sewaktu proses kelahiran. Efek yang tampak pada bayi antara lain bayi yang lahir dengan berat badan di bawah normal, infeksi pada mata, paru-paru, darah, kerusakan jaringan otak sehingga mengakibatkan kelumpuhan, kebutaan, dan infeksi saluran dalam lainnya. Beberapa penyakit pada sistem reproduksi manusia adalah sebagai berikut.

a. Herpes
Herpes merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes. Gejalanya tidak tampak secara langsung. Umumnya, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik merah, rasa sakit ketika urinasi, dan (buang air kecil) gatal-gatal di sekitar alat kelamin. Lama-kelamaan, penyakit ini dapat membuat kelelahan pada otot dan menyerang jaringan saraf pusat (Gambar 10.16).
Gambar 10.16 Penderita herpes
Gambar 10.16 Penderita herpes. Pada penderita herpes timbul bintikbintik merah di bagian tubuhnya.
b. Gonorrhea
Gonorrhea disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Di masyarakat, penyakit kelamin ini dikenal juga dengan nama raja singa. Bakteri penyebab gonorrhea tidak dapat hidup di luar tubuh sehingga hanya akan menular melalui kontak hubungan seksual. Penderita gonorrhea akan mengalami rasa sakit yang luar biasa pada saat buang air kecil (kencing), yaitu rasa pedih dan terbakar. Seringkali disertai dengan urine yang bernanah. Biasanya, penyakit ini tidak cepat dirasakan oleh wanita sehingga jarang sekali wanita yang mengalami keluhan terserang gonorrhea. Pada wanita, infeksi tersebut menyebabkan pembentukan selaput lendir di tuba Fallopi yang mencegah pergerakan sperma menuju sel telur sehingga mengakibatkan kemandulan.

c. Sifilis
Gejala pertama pada penyakit ini adalah rasa pedih di sekitar kemaluan atau di sekitar mulut. Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui kontak cairan, seperti di daerah kelamin, mulut, anus, dan cairan payudara. Jika gejala awal tidak segera ditanggulangi, pada tahap selanjutnya, infeksi dapat menyebabkan gangguan organ lainnya, seperti hati, jantung, kelenjar getah bening, dan kerusakan sistem saraf pusat.
Gambar 10.17 (a) Bakteri penyebab Gonorrhea. (b) Bakteri penyebab sifilis
Gambar 10.17 (a) Bakteri penyebab Gonorrhea. (b) Bakteri penyebab sifilis

d. HIV/AIDS
Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dengan kondisi tubuh yang menjadi kurus dan bercak-bercak merah, padahal hal tersebut belum tentu benar. Penyakit AIDS hanya dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh secara langsung, seperti transfusi darah dan hubungan seksual. AIDS akan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.

2. Teknologi Reproduksi
Teknologi reproduksi yang dikembangkan manusia memiliki maksud dan tujuan tertentu. Tujuan teknologi reproduksi umumnya untuk memberikan solusi terhadap masalah reproduksi. Teknologi reproduksi pada hewan, khususnya manusia, berkembang lebih lambat dibandingkan teknologi reproduksi pada tumbuhan. Berikut beberapa penjelasan tentang reproduksi pada manusia.

a. Bayi Tabung
Setiap teknologi yang diciptakan oleh manusia menimbulkan harapan baru untuk memperbaiki kualitas hidup. Salah satu teknologi yang menggembirakan bagi pasangan yang sukar memperoleh keturunan adalah bayi tabung (pembuahan in vitro). Pembuahan sel telur ibu oleh sel sperma ayah dilakukan secara buatan di dalam sebuah tabung. Setelah terjadi fertilisasi, zigot akan dikembalikan ke rahim ibu. Bayi yang kali pertama dicatat lahir melalui proses ini adalah seorang bayi dari Inggris bernama Louise Brown yang lahir pada tahun 1978. Proses tersebut menjadi tonggak sejarah fertilisasi in vitro yang menolong jutaan pasangan di dunia untuk memeroleh anak.

b. Kloning
Kloning menjadi istilah paling populer setelah lahirnya domba Dolly hasil kloning (Gambar 10.19). Kloning merupakan salah satu cara reproduksi buatan yang memanfaatkan teknologi manipulasi sel telur. Jika umumnya sel telur dibuahi oleh inti sel sperma, pada proses kloning ini inti sel telur yang haploid dipindahkan dengan teknik khusus. Setelah itu, posisinya digantikan oleh inti sel dari bagian tubuh lainnya, seperti kulit atau otot yang diploid. Pada domba Dolly, inti sel donor yang digunakan adalah inti sel kelenjar susu domba.
Gambar 10.19 Domba Dolly hasil kloningGambar 10.19 Domba Dolly hasil kloning.
Kasus kloning masih menjadi polemik berkepanjangan karena teknologi tersebut sangat mungkin dilakukan pada manusia. Jika terjadi pada manusia, dikhawatirkan akan terjadi penyimpangan terhadap tujuan utama dari kloning. Misalnya, dengan melahirkan manusia yang digunakan untuk alat kejahatan. Percobaan kloning pada manusia masih merupakan pelanggaran terhadap undang-undang yang berlaku di seluruh dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar