Sabtu, 05 Oktober 2013

objek wisata malam hari di bangkok

1. Asiatique



Semboyannya: Asiatique-The Riverfront. Terletak di pinggir sungai Chao Phraya, tempat ini bekas pelabuhan sungai tua pada jaman lampau. Saat ini dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi, pusat kuliner, hiburan, dan tentu saja perbelanjaan. Didalamnya didesain semacam eropa, ada bianglala yang super gede, menara jam, pertokoan mungil nan cantik, restoran eye-catching, dan ada juga patung tiruan Juliet. Paling afdol kesini malam hari karena tatanan pencahayaan yang cantik dan juga bisa menyaksikan gemerlap lampu gedung pencakar langit dari sisi sungai Chao Phraya yang lain.



Rata-rata harga makanan disana berkisar 300 Baht (sekitar 90 ribu). Jika uang terbatas, sah-sah aja hanya berfoto-foto disana. Sedangkan untuk naik bianglala membayar 200 Baht (sekitar 60 ribu). Saya yang takut dengan ketinggian nekat mencoba bianglala super besar ini. Awalnya was-was, tapi pas sampai titik yang tinggi, pemandangan malam kota Bangkok sepertinya worth to see. Apalagi bianglala ini aman bukan jenis yang terbuka, bianglala ini tertutup bahkan ada AC dan juga speaker yang menyetel lagu-lagu.



Bagi kaum muslim, disana terdapat masjid. Tinggal menyebrang jalan di depan Asiatique. Didepan masjid juga terdapat stand makanan kaki lima yang Insya Allah halal (untuk memastikan silahkan tanya penjualnya). Saat itu, saya yang kere tak makan didalam Asiatique malah makan spageti di kaki lima.

2. Sanam Luang


Sanam Luang adalah lapangan besar yang terletak tepat di depan gerbang masuk Grand Palace. Lapangan ini biasa digunakan untuk upacara kerajaan. Jika tidak ada acara seremonial, lapangan ini ramai oleh orang yang bersantai. Paling cocok kesini saat sore menjelang malam. Cahaya keemasan matahari sore menyinari Sanam Luang lewat celah pohon. Kita bisa bersantai di bangku taman sambil leyeh-leyeh menyaksikan anak-anak yang asyik bermain layangan. Atau bisa juga menggelar tikar di lapangan hijau dan piknik. Saat gelap, lampu Grand Palace dinyalakan. Terlihat gemerlap Wat (candi) keemasan dari dalam temple di kegelapan. Jalan disekitar Sanam Luang juga dipasangi lampu-lampu.


Aku dan Zjahrah pernah mengalami kejadian lucu disini. Saat itu kami berencana ke Dusit Palace namun tak tahu harus ke arah mana dan mencegat bis nomer berapa. Kami ogah naik taksi karena rata-rata semua supir mencharge dengan harga 200 Baht sekali jalan. Kami sudah menanyakan dua orang di Sanam Luang namun tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Lalu kami melihat anak kecil laki-laki unyu gendut kira-kira SD kelas 6 atau SMP. "Can you speak English?" tanya Zjahrah. "Yes," jawab anak itu. "Where is Dusit Palace?" tanya kami sambil menunjukkan gambar di HP. "anni ljgughghvsajg%^%*$$##," jawab anak itu menggunakan Bahasa Thailand."Pu thai mai chai," ungkap kami yang artinya aku ga isok bahasa Thailand. Tapi anak itu tetep nyerocos Bahasa Thailand.Oh la la. Akhirnya kami melakukan pilihan terakhir: naik taksi! Untung saja Bapak taksinya baik hati saat tahu kita mahasiswi Thailand dan kami cuma diminta membayar 60 Baht dari 150 Baht.

3. Khaosan Road


Ini adalah pusat penginapan backpacker. Ramai 24 jam bahkan tengah malam. Kawasan di Jalan Khaosan Road disupap menjadi pasar dan pedagang makanan yang selalu buka dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Penginapan murah juga berada di kawasan ini. Saat aku kesini tengah malam, kawasan ini ramai. Sangat berkebalikan dengan kawasan disekitarnya yang sunyi senyap.


Pedagang baju berteriak menawarkan dagangannya "Alaykha". Bar-bar ramai dan menyetel musik disko. Beberapa orang asing yang sepertinya mabuk menari ditengah jalan. Banyak orang yang makan dengan santai di pinggir jalan. Ada juga pedagang yang menjual camilan ekstrem seperti: ulat, laba-laba, kalajengking, lipan, dan serangga lain yang dikemas dalam bentuk goreng garing atau lolipop. Jadi permen lolipop bening tapi didalamnya ada kalajengking. Pas aku mau ambil foto, kubaca tulisan "20 Baht to take photo". Ihh males banget, mending aku beli keripik kalajengkingnya sekalian -_-".

4. Victory Monument

Tempat ini semacam bundaran simpang siur di Bali, setidaknya terdapat lebih dari empat jalan raya di bundaran ini. Victory Monument juga tempat interchange atau berganti kendaraan. Setiap bis pasti melewati tempat ini. Disini juga terdapat jalur BTS Sky Train. Jadi jembatan layangnya melingkar panjang banget. Keliling jalan layang saja sudah capek. Bahkan jalan layangnya bisa tembus juga ke mall.

Hal yang harus dilakukan disini adalah shopping. Hihi,, apalagi kalau kamu perempuan dan suka fashion. Disini berjajar mall-mall sepanjang jalan. Tapi jangan masuk mall. Berkelilinglah ke penjual kaki lima yang menjual baju-baju unik. Setelah aku bandingkan harganya, harga di Victory Monument lebih murah daripada yang lain jika kalian membeli satuan (Jika membeli grosir, silahkan ke mall Platinum). Saking kebacutnya aku hunting baju, sampai-sampai aku hapal letak dagangan disana. Uniknya banyak toko yang baru buka sekitar jam 6 malam. Terkadang yang jualan di tempat gelap, sampai-sampai bajunya ga jelas warna apa. Kalau sudah begitu, kita sampai-sampai membawa bajunya ke tempat yang lebih terang.

5. Chinatown

Ini adalah tempat yang selalu ramai 24 jam. Sayangnya aku kesini pada saat siang hari terik-teriknya. Padahal tempat ini lebih hidup saat malam hari. Huruf cacing Thailand dan cacing China bercampur aduk disini. Baliho-baliho neon menyala-nyala di sepanjang jalan. Hal yang dilakukan disini adalah shopping (Behh shopping lagi). Begitulah adanya masyarakat Thailand memang lebih konsumtif dari kita. Barang murah yang bisa dibeli disini adalah barang khas Chinese dan berbagai macam perhiasan yang unyu-unyu. Murah banget aksesoris disana apalagi kalau beli banyak. Gelang yang disini dijual 30rb an, disana paling hanya 10rb an. Kalau tak suka shopping, kita bisa menikmati blusukan di pasar-pasar di Chinatown dan juga ke temple pagoda. Ada juga bangunan unik gerbang merah yang besar.

6. Shukumvit Street

Nah ini juga pusat keramaian, banyak hotel yang terletak didaerah ini. Bermacam hiburan ditawarkan disini mulai dari kuliner, belanja,nongkrong dan wisata malam. 


Kuliner, disana tersedia bermacam-macam mulai masakan Thailand, Timur Tengah, Asia Selatan, Jepang, Korea dan lain-lain. Asal pandai memilih tempat karena jalan Shukumvit ini sangat panjang dan terdapat banyak soi, bahasa Thailand dari gang. Setiap soi merupakan komunitas tersendiri. Misalnya soi 24 untuk komunitas Korea. Disana terdapat banyak restoran, hotel, tempat karaoke berbau Korea. Ada juga soi (kurang tahu) yang berbau Timur Tengah, disana menawarkan kuliner halal dan juga shisa.

Tempat nongkrong cafe di Shukumvit Road.

Belanja, silahkan mengintari kaki lima di Shukumvit street sampai gempor. Aku pernah jalan mulai dari soi 1 sampai soi 30 an. Mau balik lagi ke soi 1 gak kuat dan akhirnya naik BTS dan melewati 2 stasiun. Disepanjang jalan Shukumvit banyak toko kecil sampai mall. Mall yang wajib dimasuki adalah Terminal 21. Cobalah toiletnya dan rasakan perbedaanya =D karena ada yang berbeda di setiap lantainya.

Shukumvit street ini juga terkenal akan hiburan malamnya. Nana atau red district terdapat di salah satu soi, disini semacam d*lly di Suarabaya tapi lebih kecil. Soi Koboy juga terletak di jalan ini, yaitu gang khusus komunitas gay. Yakk semuanya ada disini, semakin malam semakin (entahlah). Tapi jangan coba-coba jalan sendirian disekitar red district ini saat malam hari. Kalau laki-laki bisa disangka gay atau diajak 'ayam', harus kuat iman. Sedangkan kalau perempuan bisa-bisa ditawar orang.

7. Dusit Palace



Ini adalah tempat berdiamnya keluarga kerajaan. Istana ini memiliki arsitektur seperti gedung putih Amerika. Semuanya serba putih. Istana ini didedikasikan untuk King Rama V. Didepannya ada patung King Rama V yang naik kuda. Masyarakat Thailand sangat menghormati Raja ke V karena dianggap memberikan perubahan besar bagi bangsa Thailand. Bahkan jangan heran kalau terdapat beberapa orang sembahyang di depan patung ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar