Masjid yang terbuat dari batu bata, semen, atau beton, sudah wajar
digunakan sebagai bahan bangunan. Tapi, bagaimana halnya kalau masjid
terbuat dari lumpur? Masjid lumpur ini berada di Djenne Afrika Barat,
dan masih berdiri tegak sejak tahun 1907 sampai sekarang walaupun
berbahan dasar lumpur.
Banyak masjid yang memiliki arsitektur nan cantik dan menawan. Bahkan
tak sedikit pelancong yang sengaja melakukan perjalanan ke sebuah daerah
atau negara, hanya untuk merasakan langsung keteduhan hati saat
beribadah di masjid unik tersebut.
Kota Djenne yang berada di Mali, Afrika Barat, menyimpan keajaiban dalam
bentuk sebuah masjid.
Masjid Djenne memiliki struktur bangunan unik yang terbuat dari lumpur.
Seperti yang dikutip dalam buku "101 Historic Hideaways", Kamis
(26/7/2012), Kota Tua Djenne yang terkenal sebagai pusat penyebaran
Islam ini, terkenal dengan Masjid Djenne yang terbentuk dari bata
lumpur. Masjid Djenne ini pun dikenal sebagai bangunan lumpur terbesar
di dunia.
Aneh tapi nyata, siapun pasti tidak akan menyangka kalau masjid ini
terbuat dari lumpur. Namun, lumpur yang digunakan untuk masjid ini
tidaklah sembarangan. Sebelumnya, bata lumpur yang dikenal dengan ferey
dikeringkan terlebih dahulu menggunakan panas matahari.
Untuk mempercantik penampilannya, dinding Masjid Djenne juga diplester
menggunakan lumpur.
Oleh karena itu, bila melihat dari luar bangunan ini memiliki tampilan
halus dengan lekukan-lekukannya yang teratur.
Bentuk masjid ini pun menyesuaikan dengan letaknya yang berada di negara
beriklim panas. Dengan dinding lumpur yang memiliki ketebalan sekitar
40 cm-60 cm selain untuk menahan berat masjid, juga berfungsi untuk
melindungi bagian dalam masjid dari sinar matahari.
Jadi, saat siang hari dinding masjid akan terasa hangat dan pada malam
hari perlahan-lahan menjadi dingin. Adanya struktur kayu yang menopang
masjid ini juga memberikan kesan sejuk bagian dalam masjid. Masjid
kebanggaan masyarakat Djenne ini pun bisa menampung sekitar 3.000
jamaah.
Namun, letak Masjid Djenna yang dekat dengan Sungai Bani membuatnya
rentan terkena banjir saat air sungai meluap saat musim hujan.
Saat musim semi tiba, ribuan penduduk Djenne bersiap untuk memplester
kembali masjid ini dengan lumpur yang sudah dicampur dengan sekam.
Tercipta dengan desain yang unik, masjid seluas 5.625 meter persegi ini
pun terkenal hingga ke seluruh dunia. Banyak umat Muslim dan turis dari
seluruh dunia yang penasaran dan menyempatkan waktu untuk singgah di
Masjid Djenne.
Setiap tahunnya, masjid yang termasuk dalam situs sejarah dunia UNESCO
ini menjadi destinasi favorit di Afrika Barat. Tidak hanya sekadar
travelling atau beribadah, sebagian turis juga memanfaatkan
kedatangannya untuk memperdalam ilmu agama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar